Kita semua telah mengetahui bahwa setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini. Raden Ajeng Kartini adalah orang yang telah memperjuangkan emansipasi wanita. Saat zaman beliau hidup, zaman penjajahan, perempuan dinomorduakan. Mereka hidup dikekang, tidak boleh mendapatkan pendidikan, dan sebagainya. Melihat hal itu Kartini tidak diam saja, beliau pun memutuskan untuk membangun sebuah sekolah wanita. Untung saja tindakan beliau didukung sang suami. Perjuangan Kartini tidaklah berarti untuk menyaingi laki-laki, namun memberi kontribusi bagi perbaikan masyarakat. Hingga sekarang terlihat hasil dari perjuangan beliau, kaum wanita dapat merasakan pendidikan, dapat bekerja sama halnya dengan laki-laki. Selain itu, banyak pula wanita yang sekarang menjadi inspirasi banyak orang dan menjadi sosok Kartini masa kini. Mereka memiliki banyak hal yang membanggakan sebagai seorang perempuan. Ada beberapa wanita yang menjadi panutan saya seperti Kartini.
Pertama adalah ibu saya. Wanita yang telah mengandung saya, melahirkan saya, merawat, dan membesarkan saya sampai saat ini adalah wanita yang paling saya sayangi. Beliau sangat sabar, tegas, dan baik. Beliau begitu setia mendampingi ayah saya walau di masa-masa sulitnya. Saat ayah harus berhenti bekerja karena perusahaannya bangkrut, ibu pun ikut membantu ayah untuk mencari penghasilan keluarga. Beliau menerima pesanan-pesanan kue untuk acara-acara seperti arisan dll. Ibu memang suka memasak dan memang masakan beliau sangat lezat. Alhamdulillah, banyak orang yang suka masakan ibu dan menjadi langganan kue ibu. Ibu selalu mengajarkan kami banyak hal. Banyak nasehat beliau dan omelan beliau yang kami dengar. Saya tahu kalau ibu memarahi kami bukan karena beliau membenci kami tapi itu untuk kebaikan kami juga. Saya selalu merasa bersalah jika suka melalaikan tugas dan nasehat dari ibu. Maafkan saya ya bu :)
Wanita kedua adalah dosen saya Ibu Fariani Hermin. Bu Far, begitu kami menyapanya, dosen yang telah saya kenal semenjak saya duduk di bangku kuliah di UNJ. Walau usianya tak lagi muda, beliau tetap semangat mengajar. Semangat beliau yang membuat saya kagum. Nasehat beliau selalu membangkit kami. Beliau tak pernah mempersulit kami selama kuliah. Kebaikan yang beliau berikan sungguh luar biasa. Saya ingat kata-katanya, "Saya berbuat baik cuma berharap orang lain juga berbuat baik pada saya atau kalau tidak kepada anak saya dan keluarga saya". Wah, sungguh mulianya beliau. Beliau juga memiliki keinginan untuk meneruskan study S3. Subhanallah, semangat beliau untuk menuntut ilmu membuat kami terpacu untuk menimba ilmu. Masa yang muda kalah dengan yang tua semangatnya :)
Selanjutnya adalah Bu Euis, guru Bahasa Indonesia sewaktu saya SMA. Beliau membuat saya yang bosan dengan pelajaran Bahasa Indonesia menjadi berbalik menyukainya. Cara mengajar beliau yang menyenangkan, membuat saya dan teman-teman tidak bosan untuk belajar Bahasa Indonesia. Beliau juga menjadi guru favorit di SMA saya dulu. Kharismanya membuat kami merasa segan kepada beliau. Setiap ulangan, beliau selalu berkata, "Saya tidak akan mengomentari jika kalian mencontek saat ulangan, itu terserah kalian. Yang jelas walau saya tidak melihat kalian mencontek tapi malaikat pasti tahu dan mencatat perbuatan kalian". Benar-benar kata-kata yang ampuh. Selain mengajar, beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab. Ia pernah bercerita bahwa kegiatannya mengajar tidak boleh melalaikanya sebagai seorang ibu. Ia tetap mengurus anak-anaknya, membantu mengerjakan pr, menyiapkan sarapan sebelum berangkat, dll. Memang ibu yang super.
Wanita-wanita lain masih banyak, antara lain polwan yang saya temui di depan Naga Kranji. Di daerah situ memang sering sekali macet karena banyak angkot yang berhenti sembarangan. Biasanya walaupun ada polisi di dekat situ tapi angkot-angkot itu tetap saja tidak mau jalan. Kebetulan waktu itu ada seorang polwan, tanpa pikir panjang dihampirilah angkot itu dan diketuklah jendelanya "Bang jalan, itu dibelakang macet!" Langsung si supir tancap gas. Setelah diusut ternyata supir angkot memang lebih segan dengan polwan dibanding polisi. Wah, kok bisa ya?
Masih banyak wanita-wanita di luar sana yang mempunyai jasa yang besar. Keberadaan mereka bisa menjadikan semangat bagi orang lain. Mereka juga menginspirasi orang lain agar lebih maju dari yang sekarang. Kita juga bisa menjadi inspirasi bagi orang lain jika kita mempunyai semangat dan selalu berusaha keras menjadi yang terbaik. Sekarang tidak hanya laki-laki yang bisa berkarya, wanita juga bisa! Wanita juga bisa melakukan pekerjaan pria seperti menjadi polisi, dokter, pengacara, bahkan presiden. Ayo, wanita kita tunjukkan kalau kita bisa! Karena dibalik kesuksesan laki-laki ada campur tangan wanita dibaliknya :)
Selanjutnya adalah Bu Euis, guru Bahasa Indonesia sewaktu saya SMA. Beliau membuat saya yang bosan dengan pelajaran Bahasa Indonesia menjadi berbalik menyukainya. Cara mengajar beliau yang menyenangkan, membuat saya dan teman-teman tidak bosan untuk belajar Bahasa Indonesia. Beliau juga menjadi guru favorit di SMA saya dulu. Kharismanya membuat kami merasa segan kepada beliau. Setiap ulangan, beliau selalu berkata, "Saya tidak akan mengomentari jika kalian mencontek saat ulangan, itu terserah kalian. Yang jelas walau saya tidak melihat kalian mencontek tapi malaikat pasti tahu dan mencatat perbuatan kalian". Benar-benar kata-kata yang ampuh. Selain mengajar, beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab. Ia pernah bercerita bahwa kegiatannya mengajar tidak boleh melalaikanya sebagai seorang ibu. Ia tetap mengurus anak-anaknya, membantu mengerjakan pr, menyiapkan sarapan sebelum berangkat, dll. Memang ibu yang super.
Wanita-wanita lain masih banyak, antara lain polwan yang saya temui di depan Naga Kranji. Di daerah situ memang sering sekali macet karena banyak angkot yang berhenti sembarangan. Biasanya walaupun ada polisi di dekat situ tapi angkot-angkot itu tetap saja tidak mau jalan. Kebetulan waktu itu ada seorang polwan, tanpa pikir panjang dihampirilah angkot itu dan diketuklah jendelanya "Bang jalan, itu dibelakang macet!" Langsung si supir tancap gas. Setelah diusut ternyata supir angkot memang lebih segan dengan polwan dibanding polisi. Wah, kok bisa ya?
Masih banyak wanita-wanita di luar sana yang mempunyai jasa yang besar. Keberadaan mereka bisa menjadikan semangat bagi orang lain. Mereka juga menginspirasi orang lain agar lebih maju dari yang sekarang. Kita juga bisa menjadi inspirasi bagi orang lain jika kita mempunyai semangat dan selalu berusaha keras menjadi yang terbaik. Sekarang tidak hanya laki-laki yang bisa berkarya, wanita juga bisa! Wanita juga bisa melakukan pekerjaan pria seperti menjadi polisi, dokter, pengacara, bahkan presiden. Ayo, wanita kita tunjukkan kalau kita bisa! Karena dibalik kesuksesan laki-laki ada campur tangan wanita dibaliknya :)